Mengapa Care Work Economy Penting bagi ILO?

Mengapa Care Work Economy Penting bagi ILO?

Adakah disini yang punya pengalaman harus berhenti bekerja karena harus menjaga orang tua atau sanak saudara yang sakit? Rasanya pedih banget ketika lagi di puncak karir tapi harus merelakan kesempatan itu untuk merawat anggota keluarga yang membutuhkan perhatian dan waktu kita. Kalau diperhatikan, hampir 7 dari 10 orang pernah punya pengalaman ini dan dipenuhi dengan rasa (penyesalan?). Tapi apakah hal ini merugikan kita dimana yang seharusnya kita bisa mendapatkan rejeki lewat pekerjaan kita tapi harus berkorban meluangkan waktu tenaga dan perhatian untuk menganut nilai moral atas keputusan ini? Apakah hal ini jadi sebuah kewajiban atau ada pandangan lain yang bisa membuat “pengorbanan” ini jadi lebih bermakna?
Disitulah isu dan istilah care work economy ini jadi hal yang menarik untuk dibahas.

Care worker workshop bersama ILO dan vosFoyer


Secara sederhana, care work economy adalah kerja perawatan berbayar maupun tidak berbayar yang dilakukan oleh masyarakat sebagai bagian dari keberlangsungan hidup manusia, kesejahteraan, serta reproduksi angkatan kerja. Contohnya adalah kegiatan mengurus anak-anak, lansia, atau penyandang disabilitas.

Care work berbayar di antaranya mencakup para pekerja di bidang kesehatan, pendidikan, serta pekerjaan sosial. Sementara itu, care work tak berbayar mencakup ibu rumah tangga atau pekerjaan perawatan di dalam rumah dan komunitas tanpa adanya uang kompensasi yang jelas.

Lalu, mengapa isu care work economy ini terbilang penting? Di beberapa negara, termasuk Indonesia, care work masih kerap dipandang sebelah mata karena tidak menghasilkan upah. Padahal, peran mereka memiliki nilai ekonomi yang sulit dinominalkan dan penting banget buat menjaga kesejahteraan keluarga.

Selain itu, norma yang berlaku juga membuat pekerjaan perawatan seperti memasak, mencuci baju, membersihkan rumah, dan merawat anak merupakan pekerjaan harian yang identik dengan kaum perempuan, terutama ibu rumah tangga.

Hal ini kemudian menimbulkan masalah ketimpangan dan kerentanan akan diskriminasi hingga kekerasan seksual. Oleh karenanya, berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah guna mengatasi masalah tersebut sekaligus mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals – SDGs) nomor 5, yaitu “Mencapai Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Semua Perempuan dan Anak Perempuan”.

Upaya Meningkatkan Isu Care Work Economy

Pentingnya awareness care work economy lewat media sosial

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah meningkatkan partisipasi perempuan dalam pasar kerja guna menaikkan pertumbuhan ekonomi serta mengurangi kesenjangan ekonomi, terutama di sektor formal. Pada tahun 2024, pemerintah menargetkan adanya peningkatan di bidang Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan hingga mencapai angka 55%.

Sayangnya, target ambisius ini masih terbentur realita di mana perempuan masih kerap dihadapkan pada stereotip gender bahwa mereka harus memprioritaskan peran sebagai istri dan ibu di atas karier. Hal ini menyebabkan kesulitan bagi perempuan untuk masuk ke pasar kerja setelah menikah.

Di samping itu, perempuan juga masih dikenakan beban kerja ganda berupa tugas produktif dan reproduktif. Selain bekerja, mereka masih diharapkan bertanggung jawab penuh dalam mengasuh anak dan mengurus rumah. Ekspektasi ini kemudian membuat perempuan cenderung bekerja di sektor informal dan mengurangi partisipasi mereka di sektor formal karena beban yang berkali lipat. Hal ini juga cenderung membuat perempuan memperoleh gaji lebih rendah dibanding laki-laki meski berada di tingkat pendidikan yang sama.

Maka, untuk mencapai kesetaraan, digunakan strategi berupa 3R (Recognition, Reduction, Redistribution). Recognition menekankan pada pengakuan dan penghargaan terhadap care work sebagai hal penting dan mendasar. Reduction adalah berfokus pada pengurangan beban pengasuhan dan waktu yang dihabiskan dengan menjadi care worker lewat pengadaan kebijakan dan fasilitas. Sementara itu, Redistribution adalah langkah untuk mendistribusikan kembali pekerjaan perawatan dari perempuan ke laki-laki supaya beban reproduktif lebih merata.

Isu ini ternyata bukan hanya menjadi perhatian dalam negeri saja, tapi juga menjadi isu yang menjadi prioritas di mata internasional. Nah, International Labour Organization (ILO) adalah sebuah organisasi internasional yang bernaung di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan salah satu misi untuk memperkuat dialog guna mengatasi masalah di dunia kerja. ILO merupakan salah satu organisasi yang dengan serius mendorong awareness soal care work di Indonesia dan dunia.

Peran vosFoyer Sebagai Comprehensive Creative Consultant

Workshop konten bersama ILO dan vosFoyer

ILO melihat vosFoyer bisa membantu mereka menaikkan awareness soal care worker di media sosial. Nah, dari kebutuhan tersebut, kami menginisiasi serangkaian aktivasi campaign yang bisa mendukung kebutuhan ILO yaitu menyebarkan literasi atas care work economy ini ke tengah pembicaraan masyarakat sehari-hari.  Perjalanan campaignnya dimulai dari mendesain konsep training dan workshop bersama Key Opinion Leader yang erat membahas isu-isu seperti ini, dilanjutkan dengan desain brief komunikasi kampanye untuk mengangkat isu lewat content marketing hingga proses monitoring kampanye yang berkelanjutan. . 

Kami membuat workshop bertema “Tingkatkan Kesadaran Masyarakat Indonesia tentang Pekerjaan Perawatan Lewat Konten Media Sosial”.

Workshop dibagi menjadi 2 hari dengan 3 topik utama, yaitu:

  • Decent Work for All oleh Dyah Retno Sudarto
  • Kerangka 5R ILO dalam Ekonomi Perawatan di Dunia Kerja oleh Early Dwi Nuriana
  • How to Create Engaging Content Through Storytelling oleh William Sudhana

Di hari kedua, founder vosFoyer yaitu William Sudhana memberikan materi tentang storytelling sekaligus praktik agar para peserta yang hadir bisa langsung bertanya dan mengevaluasi konten seputar materi workshop bersama ILO ini. Metode workshopnya dibuat interaktif dengan penekanan pada pembahasan studi kasus daripada membagikan ilmu yang teoritis karena kami percaya bahwa diskusi interaktif lewat studi kasus ini membuka lebih banyak wawasan dan AHA moment mengenai bagaimana isu yang berat bisa disampaikan dengan cara yang sederhana dan yang paling penting relate bagi audiens.

Sebagai upaya untuk semakin memperluas penyebaran informasinya, kami juga mengundang beberapa KOL. Namun, tidak bisa sembarang KOL dipilih sebagai peserta. KOL harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

  • Nano & Mikro
  • Punya pekerjaan tetap 
  • Pernah atau sedang melakukan pekerjaan domestik 

Scope of Work (SOW) KOL ini adalah datang ke workshop dan membantu untuk sharing tentang peran merawat keluarga di sosial media mereka lewat hashtag #MerawatpunBekerja

Tantangan terletak pada target berupa semua plan ini harus dikerjakan dalam waktu sesingkat mungkin. Jarak antara brief dan jadwal acara bisa dibilang sangat pendek. Tapi, pada akhirnya, vosFoyer bisa mengumpulkan sebanyak 30 peserta!

Mengubah Tema Serius Jadi Seru

Tema yang diangkat bisa dibilang serius dan tidak familiar. Lalu, bagaimana caranya agar acara workshop ini tidak jadi membosankan?

Workshop harus dibuat interaktif! Ada kuis, challenge, dan sesi tanya jawab yang aktif sehingga peserta tidak hilang fokusnya dan materi lebih mudah dipahami. 

Selanjutnya, lewat sesi storytelling, peserta juga jadi mengerti bagaimana bisa menyampaikan tema yang berat ini nantinya di media sosial agar bisa dicerna oleh followers mereka.

Hasilnya? Klien dari ILO merasa sangat puas atas hasil yang didapat karena melebihi ekspektasi! Tidak hanya klien, para peserta juga merasa puas akan workshop yang menarik sekaligus impactful. Keseruan workshop juga bisa kamu intip sekilas lewat unggahan Instagram vosFoyer. Selain itu, kamu juga bisa menyimak langsung beberapa testimoni dari mereka.

Materinya menarik banget dan relate dengan keseharian. Pemateri ceria dan ngalir. Tim vosFoyer bisa mengkurasi peserta dengan baik. Pesertanya excited semua dan acaranya juga seru banget!

Gila, semuanya daging banget materinya! Aku ngerasa beruntung banget diundang ke acara ini karena ilmunya mahal.”

Gimana, kamu juga tertarik bikin workshop kayak yang dilakukan ILO di atas? Atau kamu masih bingung gimana caranya? Udah, serahin ke vosFoyer aja! Gak usah ragu, karena vosFoyer udah berpengalaman ngadain workshop hingga corporate training!

Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, langsung aja DM kami di Instagram karena bareng vosFoyer, semua #PastiAdaSolusinya!

DM kami di Instagram untuk membuat event seperti ini

More articles

Bootcamp Digital Marketing Emangnya Worth It? Baca Ini!

April 24, 2024

Bootcamp Digital Marketing Emangnya Worth It? Baca Ini!

April 24, 2024

Bootcamp Digital Marketing Emangnya Worth It? Baca Ini!

April 24, 2024