Tips Leadership dari Irene Ursula Founder Somethinc di Podcast KuLi
Bagi kamu yang up to date dengan dunia kecantikan, pasti sudah tidak asing lagi dengan Somethinc. Sebagai brand lokal yang sukses di pasaran, Somethinc memang banyak diincar karena kualitasnya yang baik dan pilihan produknya yang bervariasi mulai dari skincare, make up, hingga beauty tools.
Tak tanggung-tanggung, hanya dalam dua tahun setelah pendiriannya pada tahun 2019, Somethinc berhasil tumbuh pesat dan meraih peringkat Top 1 sebagai pangsa pasar perawatan kulit terbesar di platform Shopee.
Segala kesuksesan tersebut tak lepas dari tangan dingin Irene Ursula, founder brand Somethinc sekaligus BeautyHaul Group, sebuah one-stop beauty solution di Indonesia.
Sosok Irene Ursula di Balik Somethinc dan BeautyHaul Group
Lahir pada tahun 1988, Irene Ursula bisa dibilang pebisnis muda, karena yang sukses mendirikan Somethinc ketika usianya masih 31 tahun. Bahkan sebelum Somethinc, Irene juga telah mendirikan BeautyHaul Group, sebuah e-commerce kecantikan pada tahun 2014.
Kisah mengenai keberhasilannya dalam membangun dan mengembangkan bisnis ini lalu dia bagikan ketika menjadi pembicara di podcast ‘Kuliah Leader’ alias KuLi oleh vosFoyer.
Pada episode bertajuk ‘KuLi #10 Cara Mimpin Tim Total 1000 Orang ANTI DRAMA ala Irene Ursula, Founder Somethinc’ ini, Irene membagikan insight dan pengalamannya saat menjadi seorang pemimpin yang harus menangani tim beranggotakan banyak orang.
Telah tayang di channel YouTube VosFoyer Channel pada 23 April lalu, video ini telah ditonton lebih dari 9.000 kali dan mendapat 307 likes. Saking ramainya, video tersebut akhirnya viral setelah dikomentari, di-stitch, dan dibahas oleh para pengguna di platform TikTok dan X.
Kontroversi Irene Ursula di Video Podcast KuLi
Kontroversi muncul dari stitch dan komentar-komentar pengguna yang tidak setuju dengan pendapat Irene di podcast tersebut.
Pada cuplikan episode yang diunggah di TikTok @kumpul.leaders, Irene Ursula membagikan perspektifnya mengenai bos yang hobi melakukan micromanage. Dia berpendapat bahwa karyawan yang bertemu dengan tipe atasan seperti itu seharusnya melakukan introspeksi terhadap kualitas pekerjaannya alih-alih merasa kesal.
“Lu salah banget kalo ngatain bos lu micromanage? Kenapa? Karena nggak ada bos gila yang udah bayar lu gaji, tapi dia masih repot ngurusin kerjaan lu. Kalo intinya dia masih repot, berarti lu yang harus berkaca karena kerjaan lu belum sesuai dengan standar bos,” ucap Irene.
Menanggapi hal tersebut, banyak komentar bernada tidak setuju dan menyebut bahwa Irene Ursula kurang memahami apa itu arti micromanage.
Banyak pula yang menganggap bahwa hal tersebut bukan salah karyawan sepenuhnya, karena ada tipe bos yang kurang bisa memberikan brief jelas, memiliki trust issue, atau tidak mampu mendelegasikan tugas dengan baik.
Di-Stitch di TikTok
Seorang pengguna TikTok dengan username @rambodhian2.0 juga melakukan stitch dan memberikan pendapatnya. Menurutnya, kisah Irene merupakan bukti pentingnya memilih atasan yang memiliki jiwa leadership, bukan bossy.
Atasan yang bossy akan membuat karyawan bingung dalam menyelesaikan tugasnya, karena tipe bos demikian tidak menjelaskan secara detail apa yang sebenarnya dia mau dan output apa yang diharapkan.
Atasan bossy hanya akan memberi tugas dan tenggat waktu tanpa mau peduli pada proses dan hambatan yang dialami. Hal ini pada akhirnya membuat karyawan harus menebak-nebak, dan ketika tugas selesai dikerjakan, bos yang tidak puas akan meminta tugas untuk direvisi tanpa menjelaskan apa yang harus direvisi.
Masalah ini justru membuat timeline pengerjaan menjadi lebih lama dan membuang waktu yang harusnya bisa dipakai untuk melakukan pekerjaan lain. Produktivitas juga bisa berkurang karena karyawan terlalu sibuk mengkonfirmasi apa yang dimau atasan alih-alih kualitas pekerjaan. Jika dibiarkan, hal ini justru bisa merugikan perusahaan.
Hal ini berbeda dengan atasan dengan jiwa leadership, di mana tipe atasan ini akan bertanggung jawab dan membimbing para bawahannya dalam mengerjakan tugas yang diberikan.
Masuk Akun X Mediokerfess
Sebuah akun X centang biru dengan username @mediocrickey yang kerap mengulas makanan dan video juga mengunggah cuplikan podcast Irene di atas.
Dalam unggahannya, akun tersebut menuliskan, ‘jadi kalo di-micromanage, yg harus berkaca siapa dums?’
Hal tersebut mendatangkan beragam komentar dari viewers. Cukup banyak yang menceritakan kisahnya menghadapi bos dengan kebiasaan micromanage, yang mereka anggap sebagai sifat buruk.
Sifat tersebut menunjukkan bahwa bos belum punya misi yang jernih, kurang bisa menjelaskan standar yang dimau, atau sulit percaya.
Namun, ada juga yang berpendapat bahwa semua pihak harus melakukan introspeksi. Seorang pengguna membagikan pendapat bahwa sebagai atasan, dia kerap melakukan micromanage karena karyawan tidak bisa memenuhi keinginannya dan waktu yang ada terbatas.
Dalam kasus ini, dia berkata bahwa artinya dia harus berkaca bahwa ada masalah time management sebagai atasan, dan karyawan harus berkaca bahwa mereka belum paham bagaimana kemauan atasan.
Wah, ternyata banyak ya, pendapat yang muncul soal episode Irene Ursula di podcast KuLi. Meski bisa berujung kontroversial, membuat podcast bisa juga lho, dijadikan cara untuk memancing rasa penasaran penonton terhadap brand atau bisnismu.
Tertarik? Kalau iya, vosFoyer bisa nih, bantu kamu buat memproduksi podcast! Cukup klik aja di sini dan mari berkolaborasi!